Kamis, Februari 21, 2008

Berburu Bangku Sekolah di Embun Pagi

Mungkin karena Ara adalah anak pertama gue dan Tia, kami berdua jadi agak excited soal sekolah pertama buat Ara. Perburuan sebenarnya sudah lama kami mulai, tapi secara tidak resmi. Namun, tanggal 19 Januari lalu, status perburuan itu berubah. Kami sudah resmi menjadi calon orang tua siswa karena hari Sabtu itu kami diundang oleh Embun Pagi Islamic International Kindergarten and Elementary School (www.embun-pagi.com) untuk menghadiri acara Open House.

Dalam acara itu, Ms. Sari, sang Principal (Kepala Sekolah), memberikan presentasi panjang lebar tentang TK dan SD Islam Internasional Embun Pagi. Menurut Ms. Sari, pengajaran yang diberikan di TK dan SD Islam Internasional Embun Pagi bersifat active learning (mungkin sama kali ya dengan CBSA, hehehehe) dengan menerapkan metode hands-on experience. Dengan demikian, siswa mempelajari materi pelajaran bukan cuma duduk manis mendengarkan ibu gurunya cuap-cuap di depan kelas. Setiap siswa akan terlibat aktif sehingga mereka merasakan sendiri materi pelajaran yang diberikan sebagai suatu pengalaman. Kelebihan lainnya adalah rasio guru-murid yang kecil. Embun Pagi membatasi maksimum ada 15 siswa dalam satu kelas. Harapannya, setiap siswa akan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari guru dan guru bantunya.

Dalam memilih sekolah Islam, bagi gue dan Tia sebenernya yang paling penting adalah Islam yang bagaimana yang bakalan dipelajarin Ara di sekolah itu. Gue dan Tia sepaham bahwa Ara harus belajar Islam yang moderat, dalam artian bahwa Ara gak bakalan belajar prinsip “Holier Than Thou” kayak yang sering kita berdua temuin di kampus dulu. Untuk itu kita punya trik (yang diajarin kakak gue yang kepala SD): liat pakaian gurunya. Kalo guru perempuannya gak keberatan pake celana panjang dan jilbabnya bukan “jilbab gondrong” dan guru laki-lakinya pake celana yang nutup mata kaki, itu berarti sekolah Islam yang “aman”. Syukurlah, guru-guru di Embun Pagi punya keyakinan yang sama dengan kita berdua. Bahkan Ms. Sari selalu pake jilbab “funky” ke sekolah.

Kemarin Tiara diminta datang ke Embun Pagi untuk mengikuti tes masuk. Kita diminta dateng jam 10 pagi dan karena terlalu excited, kita sampe di sana jam 9.30. Waktu yang masih luang itu dipake Tiara untuk berpuas-puas main di playground sekolah itu. Semua permainan dicobain, sampe-sampe dia mau juga nyobain berenang di kolam renang yang ada di belakang sekolah. Sambil nemenin Ara main, kita berdua sebenernya juga melihat-lihat keadaan di sekolah itu, termasuk kondisi toiletnya ketika Tiara tiba-tiba minta dianter pipis. Syukurlah, semua dapet nilai bagus dari kita berdua.

Untuk tes ini kita berdua sudah berusaha untuk mempersiapkan Tiara. Kita kasih pertanyaan yang kira-kira akan diajukan serta jawaban yang kita harapkan. Tapi dasar Tiara, dia malah bikin mamanya senewen karena dia malah joking around. Waktu mamanya Tanya hobinya apa, dia jawab “Kentut!” sambil nyengir gede. Waktu disuruh nyanyi, dia malah nyanyi lagu Jablay. Diminta sebut namanya, dia malah nambahin “cantik sekali” di belakang namanya. Ada-ada aja itu bocah, semakin dia liat kita senewen, dia malah cekikikan.

Untunglah, meskipun malu-malu di awalnya, Tiara ternyata anak yang bisa dibanggain. Dia menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Ms. Sari dengan baik, khususnya soal warna, bentuk, angka dan huruf. Dia juga berhasil menempelkan bentuk-bentuk di tempat yang benar, tapi Ara agak kesulitan ketika disuruh menggunting kertas. Itu karena seumur-umur Ara gak pernah boleh pegang gunting, apalagi kalo ada neneknya. Tiara dengan senang hati menyanyikan lagu “Twinkle-twinkle Little Star” sambil terus mewarnai gambar kupu-kupu yang dikasih oleh Ms. Sari. Selesai tes, Ms. Sari meminta kami untuk langsung ke kantor administrasi, padahal dia Cuma bilang bahwa hasil tesnya “OK”. Meski sedikit agak ragu, kita bertiga pergi ke ruang administrasi, dan ternyata petugas di ruang itu sudah diberitahu tentang hasil tes Tiara. Kami diminta untuk membayar uang Educational Development Program dan SPP bulan Juli 2008. Dasarnya emang kita sudah terlalu excited, kita tanpa ragu langsung minta waktu beberapa buat pergi ke ATM (karena bank kita beda dengan bank mereka) dan balik dalam waktu 30 menit dengan uang tunai untuk membayar lunas semua kewajiban kami. Done! Satu bangku di TK Islam Internasional Embun Pagi untuk Tiara sudah kami dapatkan!

Susah untuk menggambarkan senangnya hati kami saat ini karena Tiara begitu cerdas saat itu sampai-sampai Ms. Sari sempat bilang, “She is such a smart girl!” Wuihhhhh!!! Terbang rasanya mendengar pujian kayak gitu ….

15 komentar:

JengMayNot mengatakan...

Eh.. udah mau sekolah si Ara?
Iya tuh, dulu gw waktu cari sekolah buat Ima juga browsing ke sana-sini. Ada satu sekolah Islam yang gw coret dari daftar.. hehehe.. alias Ima ikut tes masuk pun gak jadi. Gara2nya ya seperti yang dibilang kakak loe itu tadi: baru ambil formulir gw udah ditegur sama Wakepsek: "Lain kali kalau Ibu ke sini, mohon berbusana yang pantas (baca: berjilbab)".

Gila.. emangnya gw ke situ pakai baju renang?? Hehehe.. Langsung gak jadi gw masuk sana.

Anonim mengatakan...

selamat ya, Jamil.. long time no news.. ternyata udah jadi bapak yang sukses.. wish you all the best..



~sammy

Unknown mengatakan...

Dear ayahnya Ara, postingannya sangat menarik, karena saya sedang menjajagi SD Embun Pagi untuk anak saya tahun depan. Boleh saya nanya2 pengalaman Ara selama jadi murid di Embun Pagi? Berarti sekarang udah kelas 2 ya? (mamanya Nantan)

Anonim mengatakan...

Hi Ayahnya Ara..
Kebetulan aku ada rencana mau masukin anakku di SD Embun Pagi, nanti July 2011 ini... mau tanya2 boleh ga? Gimana Ara selama ini sekolah disitu? Makasih ya sebelumnya..
(Mamanya Zee)

Ahmad Sofyan Jamil mengatakan...

MOHON MAAF atas jawaban yg telat ini ... (baru ngeh kalo ada yg nanya)

Dari sekian banyak pengalaman ara sekolah di EP, satu hal yg paling fenomenal buat saya adalah bahwa Ara dan teman2nya akan sangat sedih bila harus tidak masuk sekolah karena sakit ... Mereka sangat menikmati waktu mereka di sekolah shg gak mau melewatkannya meski cuma sehari ... Suasana yg nyaman dan penuh kekeluargaan membuat anak2 betah berlama2 di sekolah dan pelajaran pun jadi lebih mudah masuk ke kepala mereka ... Ara mgkn terlihat seperti bermain selalu, tetapi begitu kita coba memberi pertanyaan tentang pelajaran sekolah di rumah, ternyata dia bisa menjawabnya dengan sempurna ....

semoga membantu ... AYAHNYA ARA

Ayahnya Nadhira mengatakan...

Assalamulaikum Pak Arya,
Mau tanya tentang embun pagi, kebetulan anak saya tahun depan mau masuk SD. SD embun pagi ini sudah angkatan berapa yaa???
Soalnya saya cari-cari dan ingin melihat prestasi yang sudah embun pagi torehkan belum dapet neh.
Terima Kasih
//Wass
Imam

Anonim mengatakan...

Mau tanya dong saya juga mau masukan anak saya ke sekolah, kebetulan EMbun Pagi adalah salah satu tujuan kita, saya sadar bahwa embun Pagi sebenarnya belum 'test proven' karena saat ini baru kelas 5, dan tahun 2012, ANgkatan I baru di kelas 6 jadi belum tahu kelulusannya, disamping itu untuk 'sekelas saya', biaya sekolah di Embun Pagi wiiihhh lumayan besar, tapi kita tahu pendidilkan adalah investasi bagi anak2 kita
Nah bgmn pendapat ayahnya Ria setelah 2 tahun lebih bersekolah di embun Pagi
Thanks
Salam,
Ayahnya Daffa

Unknown mengatakan...

waduh ayah ara... yang menyuruh memakai jilbab dan celana cingkrang juga yang menyuruh laki2 jenggotan itu sama dengan yang nyuruh sholat, zakat dan haji. Yang nyuruh ya Allah, kalo gak disuruh sama yang "diATAS" mendingan gw funky holic juga deh. hehe...

Too bad that your information based on your previous unwilling experiences.

Gw cingkrang, jenggotan tapi gw dan bini gw juga berpendidikan tinggi, sungguh disayangkan nih kalau ada orang islam malah menghindar dan malas mempelajari agamanya sendiri dan membuat persepsi dari asumsi yang keliru.. OMG.. (masya Allah) hehe..

Kalao ada yang merasa golongan itu paling suci, paling rapih nah itu mah oknum aja sih.. Kalo kuku yang panjang.. yang dipotong kukunya bukan jarinya... hehe..

Wassalam..


IIN mengatakan...

Assalamu'alaikum.

Setuju...sayang sekali komentar Anda mengenai Jilbab kurang pantas dituliskan sebagai review sekolah Islam

Sweety mengatakan...

I know makaudnya ayah Ara pastinya bukan bgitu juga loh pak n buk . Jmn skrg kan banyak islam sempalan n islam aneh2. Dan biasanya mereka mmg menggunakan pakayan yg tidak biasa dipakai islam diindonesia pada umumnya. Lagian bicara celana cingkrang dan pendidikan tinggi gaada hub nya kali pak. Profesor skalipun ada yg aneh kok islamnya "menurut kami" jadi hormati saja tulisan ayah Ara pak. Klw tidak suka ya mending gausah komen. Karna ini juga info buat org tua yg bingung ingin memilih sekolah islam yg baik buat anak2nya. Jgn2 malah masuk ke sekolah syiah kan berabe .

Sweety mengatakan...

I know makaudnya ayah Ara pastinya bukan bgitu juga loh pak n buk . Jmn skrg kan banyak islam sempalan n islam aneh2. Dan biasanya mereka mmg menggunakan pakayan yg tidak biasa dipakai islam diindonesia pada umumnya. Lagian bicara celana cingkrang dan pendidikan tinggi gaada hub nya kali pak. Profesor skalipun ada yg aneh kok islamnya "menurut kami" jadi hormati saja tulisan ayah Ara pak. Klw tidak suka ya mending gausah komen. Karna ini juga info buat org tua yg bingung ingin memilih sekolah islam yg baik buat anak2nya. Jgn2 malah masuk ke sekolah syiah kan berabe .

Anonim mengatakan...

Setuju dgn Pak Denny Arief. Sayang sekali tinggi2 mencari ilmu dunia, tapi ilmu keislaman yang dasar aja masih dipandang primitif. kl menurut anda jilbab funky boleh, monggo aja. tapi jangan judge jilbab syar'i sesuai tuntunan Allah SWT seperti yang anda gambarkan diatas. Mudah2an kita semua bisa mempelajari Islam secara kaffah dan menjadi muslim/muslimah yang cerdas. Wassalam.

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah saya ga masukkan anak saya ke embun pagi pemahaman jilbab "funky" nya ga sesuai pemahaman saya. ��

Someone mengatakan...

Klo tdk mau kebakaran ya hindari bermain api.. Meskipun maksud ayah ara baik namun arena artikel ini di sosial media yg dibaca oleh masyarakat luas, mohon gunakan bahasa yg tepat sehingga tdk menyinggung org lain. kalau kesannya untuk curhat pribadi ya jgn gunakan media sosial yg bisa dibaca oleh publik

dian mengatakan...

Yang namanya islam moderat sesunggguhnya tidak ada pak. yang ada hanyalah muslim yang taat atau tidak. tadinya saya kekeuh banget pengen masukin anak saya ke embun pagi, tapi pas baca ini kok jadi agak jengah. terima kasih atas masukannya ayah ara. kebetulan saya memang mencari sekolah islam untuk anak saya.