Hari Sabtu, 16 Februari 2008, gue menghabiskan banyak waktu di Balairung UI buat nungguin stand kantor gue di UI Career Expo 2008. Kantor gue lagi mencari beberapa orang fresh graduate untuk jadi Translator/Interpreter Trainee. Karena divisi Translation/Interpreting ada di bawah supervisi gue (title gue udah diganti, btw, jadi Managing Editor, cieeeeeee ....), jadilah gue berkewajiban untuk turut campur tangan dalam upaya rekrutmen ini. Sebenernya gue udah sempet dateng pada hari pertama (14 Februari 2008) buat nemenin boss bikin presentasi tentang lowongan di kantor gue dan wawancara beberapa kandidat potensial.
Pagi, ketika gue mulai buka stand bareng dua dayang-dayang, Balairung gak begitu rame. Gue bahkan sempet ngedit hasil terjemahan beberapa trainee yang due besok Senin pagi. Menjelang siang, "dagangan" gue mulai banyak yang ngelirik, meski gak serame stand punya Jak-TV pas di depan stand gue. Satu per satu anak-anak yang belum lama jadi sarjana tanya-tanya trus ninggalin CV.
Yang menarik adalah, sejak hari pertama gue perhatiin, banyak banget sarjana dari universitas dan institut di luar Jakarta yang mencoba peruntungan mereka di career Expo ini. Di stand gue aja, ada sarjana dari Malang, Lampung, Banjarmasin, bahkan dari Jerman !! Mereka jauh-jauh datang ke Jakarta untuk mencoba mencari penghidupan di kota metropolitan ini. Salah satu sarjana luar kota yang sempet gue ajak ngobrol dateng jauh-jauh dari Universitas Brawijaya. Tujuannya cuma satu: mencari lowongan pekerjaan yang syarat pendidikannya adalah DARI SEMUA JURUSAN. Alasannya cukup masuk akal. Dia lulusan Fakultas Perikanan ...
Tingkah unik lain yyang gue temuin adalah beberapa orang sarjana baru itu datang ke semua stand tanpa banyak tanya, ujug-ujug mereka datang hanya untuk "ngedrop" CV! Halah ... !! Mereka bahkan gak usaha buat cari tau lowongan apa yang tersedia. They were "shooting aimlessly" dengan harapan salah satu dari CV yang mereka "drop" itu akan menarik perhatian perusahaan yang lagi cari pegawai itu.
Dalam hati gue sempet bertanya-tanya, apakah anak-anak muda ini gak pernah dibekalin pengetahuan tentang karir apa yang akan mereka bisa dapatkan begitu mereka selesai kuliah? Kenapa ada lulusan fakultas perikanan jauh-jauh dateng ke Jakarta (gue kirain yang berurbanisasi cuma buruh-buruh tani yang gak punya tanah dan gak punya kerjaan lagi di kampungnya ...) hanya untuk melamar jadi Account Executive di Bank? Bukankah jauh lebih baik kalo orang itu mengdarmabaktikan ilmunya dengan bekerja di kampung halamannya ubtuk kemajuan masyarakatnya?
Gue jadi sangat bersyukur atas jalan yang dikasih Allah buat gue dulu. Gue lulusan Sastra Inggris UI dan sejak gue lulus, pekerjaan gue gak pernah jauh dari subjek yang gue pelajarin di bangku kuliah: Bahasa Inggris. Gue emang sempet bermimpi jadi script writer ato copywriter (cuma karena title jabatan itu keren banget bagi gue saat itu). Ketika temen-temen gue masih mencari-cari pekerjaan yang pas buat mereka, gue udah mantep dengan pilihan yang gue ambil ketika gue melamar pekerjaan sebagai translator, sampe akhirnya gue jadi Sworn Translator.
Mudah-mudahan sarjana-sarjana baru yang udanh "ngedrop" (itu istilah mereka, lho ...) CV di stand gue ada yang akhirnya bisa bergabung dalam tim gue nanti. Kalo gak, ya gue doain semoga perusahaan-perusahaan lain yang kebagian drop-dropan CV mereka, mau berbesar hati memberi mereka kesempatan, sehingga suatu saat nanti si sarjana perikanan itu bisa tiba-tiba dateng ke kantor gue buat nawarin KTA ato kartu kredit. Sekurang-kurangnya, dia akan punya item baru di CV yang akan dia drop di Career Expo taon depan: PREVIOUS EXPERIENCE: ACCOUNT EXECUTIVE BANK ANU .... Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar