Selasa, Maret 17, 2009

Ara Juara !


Hari Sabtu lalu, Ara ikut berpartisipasi dalam sebuah lomba renang di sekolahnya, Embun Pagi Islamic International School. Mengingat kemampuan Ara berenang yang belum seberapa, gue dan Tia sepakat bahwa cuma ada satu nomor lomba yang mungkin bisa diikutin oleh Ara. Jadilah kita isi di formulirnya: Lomba Mengambil Koin. Yup! Lomba ini mengharuskan pesertanya untuk menyelam sebentar untuk memungut koin dari dasar kolam.

Sejak malam sebelum tidur, Ara udah antusias banget dengan lomba yang akan dia ikutin itu. Dia pun sibuk melatih cara bagaimana mengambil koin dari dasar kolam. Jangan kira dia latihan di dalam kolam, karena kita gak punya kolam renang. Ara cuma pura-pura aja ada di dalam kolam dan berakting solah-olah dia ada di dalam air untuk jongkok memungut koin. Dengan senyum masih mengembang di wajahnya sambil membayangkan apa yang akan terjadi pagi harinya dalam lomba di sekolahnya, Ara pun naik ke tempat tidur.

Pagi harinya, Ara bangun masih dengan antusiasmenya untuk berlomba. Setelah mandi dan sarapan, Ara pun bersiap untuk berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah, Ara mendaftar ulang untuk jenis lomba yang akan diikuti seperti yang diminta panitia pelaksana. Acara berikutnya adalah seremoni pembukaan, termasuk sambutan-sambutan, yang kemudian dilanjutkan dengan persiapan lomba. Para peserta dipanggil satu per satu untuk duduk di kursi yang telah disiapkan, sedang yang lainnya berdiri berbaris menunggu giliran.

Panitia nampaknya telah merencanakan urutan pelaksanaan lomba. Pada giliran pertama adalah lomba-lomba untuk murid-murid tingkat Elementary, yang kemudian disusul oleh giliran untuk anak-anak Kindergarten dan terakhir adalah giliran untuk bocah-bocah Nursery. Jadilah Ara dan kawan-kawannya menanti giliran berlomba (yang ternyata gak sebentar, sehingga Miss Sari merasa perlu buat meng-entertain anak-anak dan bocah-bocah itu dengan berbagai kegiatan). Sampai jam 9.30, Ara yang sudah siap di sekolah sejak jam 7.30, belum mendapat giliran. Gue dan Tia merasa perlu untuk bertanya kepada Ara apakah dia mau terus menunggu gilirannya ato kita cabut aja ke les pianonya, yang harusnya mulai jam 10.00. Dengan mantap Ara memutuskan untuk stay di sekolahnya dan so be it. Ara dan kawan-kawannya pun dengan setia menanti. Mereka duduk di pinggir kolam memberi semangat kepada peserta lomba dan sekali-sekali menceburkan diri ke dalam kolam (dan bikin repot Uncle Imam, karena harus menggiring mereka keluar kolam).

Setelah matahari agak meninggi, akhirnya giliran untuk anak-anak Kindergarten pun tiba. Satu persatu mereka dipanggil untuk mengikuti lomba demi lomba. Untuk nomor lomba mengambil koin, Ara bersaing dengan Najwa dan Dita. Dengan semangat mereka berusaha untuk melihat ke dasar kolam untuk mencari koin dan, setelah memberanikan diri, berusaha memungutnya. Ara dan Dita menghabiskan waktu dua menit untuk mengumpulkan dua koin. Ara seneng banget karena dia merasa menang dan akan menjadi juara.

Selesai lomba, ternyata kita masih harus menunggu lagi untuk proses pemberian medali. Panitia harus melakukan rekap hasil lomba (d’oh!). Ara yang telah selesai bilas dan salin pakaian pun menghabiskan waktu bermain-main dengan teman-temannya. Hari semakin siang, namun hasil lomba untuk siswa Kindergarten belum juga selesai direkap, tapi lomba untuk siswa Nursery yang selesai belakangan justru sudah diumumkan duluan. Mungkin emang lagi dilatih bersabar hari itu. Akhirnya pengumuman pun keluar dan nama Ara pun dipanggil sebagai pemenang medali perak setelah nama Dita sebagai pemenang medali emas dan diikuti oleh nama Najwa sebagai pemenang medali perunggu. (Gue sempet mempertanyakan hasil ini, tapi ternyata gue yang salah, hehehehe … Maaf ya, mama Dita, Uncle Andi and Uncle Imam, jadi malu …). Ara benar-benar senang hari itu. Berkali-kali dia bilang, “Ara juara! Ara juara!” Sambil lari-lari keliling halaman sekolah bawa-bawa sertifikat lomba yang baru dia dapet. Apa lagi setelah dia mendapatkan medali. Tapi karena hari udah siang bener dan kita masih ada beberapa agenda lain hari itu, termasuk bayar iuran les pianonya Ara supaya gak telat bayar dan kena denda, kita pun segera cabut dari sekolah.

Sepanjang jalan Ara gak berhentinya bilang, “Ara juara! Dapet … apa tadi namanya, Yah?” Gue dengan senang hati mendiktekan pelan-pelan, “Ser … ti …. fi ... kat” serta “me … da ... li ...” yang diulangi dengan seksama oleh Ara setiap suku katanya. Kayaknya ada salah konsep di benak Ara. Yang dia maksud “juara” ternyata adalah ertifikat dan medali yang dia dapet dari sekolah. Jadi di rumah, dia bolak-balik nanya ke mamanya, “Juara Ara mana tadi, Ma?” dan meski udah berulangkali dijelasin, dia masih tetap ngotot sama konsepnya sendiri. Yasudlah … as long as you are happy, fine with me … Congratulations ya, nak …